[ad_1]
Kebersihan makanan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Menjaga kualitas makanan yang dikonsumsi bukan hanya sekedar masalah rasa atau tampilan, tetapi juga masalah kesehatan. Sebuah makanan yang kotor atau tercemar dapat menjadi sumber penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.
Menurut Dr. Titi Eviardi, seorang ahli gizi dari Universitas Indonesia, kebersihan makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. “Makanan yang tidak higienis bisa mengandung berbagai bakteri dan kuman yang dapat menyebabkan keracunan makanan, infeksi perut, dan berbagai penyakit lainnya,” ujarnya.
Sudah menjadi kewajiban kita untuk selalu memperhatikan kebersihan makanan yang kita konsumsi. Mulai dari memilih bahan makanan yang segar, mencuci tangan sebelum memasak, hingga menyimpan makanan dengan benar agar tidak terkontaminasi oleh bakteri. Kebersihan makanan bukan hanya tanggung jawab produsen makanan, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai konsumen.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setiap tahun terjadi ribuan kasus keracunan makanan di Indonesia akibat konsumsi makanan yang tidak bersih. Hal ini membuktikan betapa pentingnya kebersihan makanan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita perlu lebih sadar akan pentingnya menjaga kualitas makanan yang dikonsumsi.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ditemukan bahwa lebih dari 200 penyakit dapat ditularkan melalui makanan yang tercemar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memperhatikan kebersihan makanan mulai dari hulu hingga hilir.
Dengan menjaga kebersihan makanan, kita tidak hanya melindungi diri sendiri dari berbagai penyakit, tetapi juga ikut berkontribusi dalam menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Jadi, mulailah dari sekarang untuk lebih peduli terhadap kebersihan makanan yang kita konsumsi. Karena, seperti pepatah mengatakan, “Kesehatan dimulai dari mulut.” Ayo, jaga kebersihan makanan kita demi kesehatan yang lebih baik!
Referensi:
1. Dr. Titi Eviardi, ahli gizi dari Universitas Indonesia.
2. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
3. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
[ad_2]